Uhukk..uhukk..(sambil bersihkan debu). Udah lama banget aku gak ada buka ini blog. Maafkan saya blog udah jadi majikan yang jahat. Kamu mau maafin aku kan. Please … mau ya, aku janji bakal sering posting disini lagi. Sini cium dulu, mmmuach aku sayang kamu. Hhahaha, intermezzo yang cukup bikin kalian capek jalan ke wc buat muntah-muntah. Geli juga aku bacanya.
Cerita aku mulai dari keadaan sekeliling asrama ku. Seperti biasa, nih asrama gak ada bedanya sama tempat yang berjarak kira-kira dua puluh meter ke utara, ialah sebuah rumah masa depan manusia yang istilah kerennya “kuburan”. Asli sepi gila mampus, gak tau pada tidur atau pada ngeluyur orang-orangnya. Tumben banget perasaan. Tapi ntar dulu, coba lihat jam dinding asrama yang tepat di depan lorong kamar yang keliatan samar itu. Hah ? beneran ? gak salah ?? (iya bah) Ini udah jam 01.00 men ! bussiyet, pantes aja sepi. Udah pada ngorok makhluk asrama nih. Kecuali aku dan mesin ketik yang ada monitornya dihadapan mata panda ku. Alhamdulillah,sepertinya tamu istimewa tiap malamku datang nih, pak insomnia. Selamat datang pak insomnia, selamat bergabung di awal hari yang akan terasa gerah untuk dilewati. Dan terima kasih untuk mengurangi jadwal istirahatku. Wtf -___-“
Aku pengen kaya si Lahim (nama disamarkan karena tujuan yang tidak jelas) yang cepet banget “bubu”nya. Anak baru nih dia, belum pernah kuliah, masih labil, dan tentunya belum kenalan sama pak insomnia si pembuat kantung mata. Belum banyak terpengaruh polusi kebiasaan anak asrama yang keras dan berbau mistis (apa bah). soalnya si Lahim ini masih fresh dari kampung sana boy ! masih punya kebiasaan tidur jam 10 malem dan bangun pagi-pagi buat sekolah. Si Lahim yang malang, bisa kubayangkan nasibmu kalau kau sudah betah minum air zam-zam dari keran dapur asrama ini. Calon mahasiswa yang bercita-cita mengharumkan nama bantal dengan lukisan peta alami liur basi.
Cukup dengan si liur basi, kita kembali dengan suasana hening nan menakutkan (memang dasar aku penakut) yang ada disekitar asrama ketika jam malam. Bayangkan aja lampu-lampu yang biasanya menerangi teras dan halaman dalam ketika masih jam 7-9 malam, sekarang dimatikan. Untuk menghemat biaya listrik sih katanya (pake lilin boros gak ya ?).
Suara lagu keroncong terdengar perlahan saat ini, sepertinya tetangga di depan asrama ada yang memutar lagu tersebut. Entah ada maksud dan tujuan apa dia memutarnya di tengah waktu istirahat orang-orang sekitar kampung. Juwita malam, ya juwita malam lagu yang diputar itu. Samar namun kata-kata yang diucapkan penyanyinya lumayan jelas terdengar.
Selama aku menulis cerita ini ada beberapa orang yang lewat didepan asrama, yang paling aku kenal ialah bapak-bapak yang lagi nge-ronda. Ada bapak x, y, dan bapak z. aku lupa nama nya tapi sering ketemu kalau sholat dimesjid. Gak asing lah.
gak terasa nih, berapa jam udah aku habiskan untuk menemani tamu istimewaku tadi. Sambil menemaninya, aku mencoba untuk menceritakan yang aku rasakan sekarang. Yang udah aku tulis dengan kacau balau di atas. Dan sepertinya tamu istimewa di tengah mala ini udah mau pamitan. Dan mata merahku udah mulai meredup memaksa untuk segera ditutup. Nanti lagi aku sambung ceritanya, mungkin dengan cerita-cerita yang lebih baik dan lebih menarik dari yang udah kalian baca sekarang. Haha, maybe letter . good night, have a nightmare :p