11.24.2011

10 alasan untuk mengatakan "tidak" kepada SBI



kebetulan lagi browsing-browsing, eh gak sengaja nemu info yang bagus banget. kali ini aku mau posting tentang masalah Sekolah Bertaraf Internasional atau biasa disingkat SBI. langsung aja disimak teman-teman.


Ada sepuluh kelemahan utama yang menjadi alasan kuat bagi Kementrian Pendidikan Nasional untuk segera menghentikan program sekolah bertaraf Internasional (SBI). Mulai dari salah konsep hingga merusak bahasa dan mutu pendidikan, program SBI dianggap tidak cocok dan harus segera ditinggalkan.
sepuluh kelemahan mendasar program SBI itu harus dievaluasi, diredefinisi, dan perlu dihentikan. Kelemahan pertama, kata Satria, program SBI jelas tidak didahului riset yang lengkap sehingga konsepnya sangat buruk.


Kedua, SBI adalah program yang salah model. Kemdiknas membuat panduan model pelaksanaan untuk SBI baru (news developed), tetapi yang terjadi justru pengembangan pada sekolah-sekolah yang telah ada (existing school).

Ketiga, program SBI telah salah asumsi. Kemdiknas mengasumsikan, bahwa untuk dapat mengajar hard science dalam pengantar bahasa Inggris, seorang guru harus memiliki TOEFL> 500. Padahal, tidak ada hubungannya antara nilai TOEFL dengan kemampuan mengajar hard science dalam bahasa Inggris. TOEFL bukanlah ukuran kompetensi pedagogis



kelemahan keempat pada SBI adalah telah terjadi kekacauan dalam proses belajar-mengajar dan kegagalan didaktik. Menurutnya, guru tidak mungkin disulap dalam lima hari agar bisa mengajarkan materinya dalam bahasa Inggris. Akibatnya, banyak siswa SBI justru gagal dalam ujian nasional (UN) karena mereka tidak memahami materi bidang studinya. Itulah fakta keras yang menunjukkan bahwa program SBI ini telah menghancurkan best practice dan menurunkan mutu sekolah-sekolah terbaik yang dijadikan sekolah SBI. Di sisi lain, hasil riset Hywel Coleman dari University of Leeds UK menunjukkan, bahwa penggunaana bahasa Inggris dalam proses belajar-mengajar telah merusak kompetensi berbahasa Indonesia siswa.


Sementara itu, kelemahan kelima dari SBI adalah penggunaan bahasa pengantar pendidikan yang salah konsep. Dengan label SBI, materi pelajaran harus diajarkan dalam bahasa Inggris, sementara di seluruh dunia seperti Jepang, China, Korea justru menggunakan bahasa nasionalnya, tetapi siswanya tetap berkualitas dunia.


Keenam, SBI dinilai telah menciptakan diskriminasi dan kastanisasi dalam pendidikan. Sementara itu, kelemahan ketujuh menegaskan, bahwa SBI juga telah menjadikan sekolah-sekolah publik menjadi sangat komersial. Komersialisasi pendidikan inilah yang kita tentang, karena hanya anak orang kaya yang bisa sekolah di SBI.


SBI juga telah melanggar UU Sisdiknas. Pada tingkat pendidikan dasar sekolah publik atau negeri itu wajib ditanggung pemerintah. Kenyataannya, dalam SBI peraturan ini tidak berlaku.


Kedelapan, SBI telah menyebabkan penyesatan pembelajaran. Penggunaan piranti media pendidikan mutakhir dan canggih seperti laptop, LCD, dan VCD juga menyesatkan seolah karena tanpa itu semua sebuah sekolah tidak berkelas dunia.


Kelemahan kesembilan, lanjut dia, SBI telah menyesatkan tujuan pendidikan. Kesalahan konseptual SBI terutama pada penekanannya terhadap segala hal yang bersifat akademik dengan menafikan segala hal yang nonakademik. Seolah tujuan pendidikan adalah untuk menjadikan siswa sebagai seorang yang cerdas akademik belaka, padahal pendidikan bertujuan mendidik manusia seutuhnya, termasuk mengembangkan potensi siswa di bidang seni, budaya, dan olahraga.


Kelemahan terakhir, SBI adalah sebuah pembohongan publik. SBI telah memberikan persepsi yang keliru kepada orang tua, siswa, dan masyarakat karena SBI dianggap sebagai sekolah yang "akan" menjadi sekolah bertaraf Internasional dengan berbagai kelebihannya. Kemungkinan tersebut tidak akan dapat dicapai dan bahkan akan menghancurkan kualitas sekolah yang ada.

11.18.2011

yang doyan rokok, keren nih !

aku barusan buka forum. di salah satu postingannya ada yang berisikan masalah rokok, bukan dari dampak atau segala penyakit yang akan diakibatkan oleh rokok itu. tapi hanya sebuah percakapan dua orang laki-laki di sebuah bus kota. gini ceritanya..

anggap saja ..
P : Perokok
BP : Bukan Perokok

*dua-duany duduk sebelahan di bus kota*
P : "Rokok mas." nawarin rokok ke BP
BP : "oh, gak. makasih" *rada sinis*
***
BP seolah-olah ingin menyadarkan si P untuk berhenti dari kebiasaan merokok, mulailah dia memancing percakapan lagi ...
BP : "Sehari ngerokok habis berapa bungkus bang ?"
P : "biasanya dua bungkus mas."

BP : "sebungkus harganya berapa ?"
P : "10.000an gitu lah."
BP : "terus masnya udah berapa lama merokok ?"
P : "Kira-kira hampir 20 tahun. emangnya ada apa ya mas ?

BP : begini saya kasih gambaran, 1 bungkus harganya 10ribu, satu hari abang habis 2 bungkus, jadi 20.000. kalo satu bulan jadi 20.000 x 30 = 600.000. jadi kalo satu tahun berarti 600.000 x 12 = 7.200.000 , kalo abangnya udah 20 taun ngerokok berarti 7.200.000 x 20 = 144.000.000.. wahh seharusnya kalo abang gak merokok udah bisa beli mobil tuh!
 ***
P : "saya juga punya gambaran.." sambil memandang kosong keluar jendela bus.
BP : "gambaran apa bang ?"
P : "mas merokok gak ?"
BP : "wah, buat saya rokok itu haram bang"
P : "LAH, KENAPA ENTE NAIK BUS ?? MOBIL ENTE MANAAA ???
BP : *loncat saat kecepatan bus 60km/jam dan mati terseret-seret*

***
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management